Annahape Studio tidak membuka showroom, tidak memajang barang di toko, atau memamerkan sebuah show unit. Tidak ada. Mungkin mereka kecewa, atau setidaknya surut keyakinan. Kadang, saya mengajak mereka (yang betul ingin melihat dan menyentuh) pergi ke rumah yang kami desain. Itu pun kalau pemilik rumah mengijinkan kami melihat-lihat. Mengapa sementara ini saya bertahan untuk tidak membuka lapak dagangan furniture?
Alasannya agak prinsip. Interior desainer bukan pedagang furniture. Kami memang mendesain dan para tukang mewujudkannya di workshop. Kemudian, langkah yang sangat penting adalah bersama-sama mensettingnya di rumah klien dalam sebuah irama yang menyatukan cat dinding, lampu, lantai dan pernak-pernik dekoratif. Sebuah proses yang mungkin membutuhkan improvisasi juga. Mensetting interior, dan bukan menjejali ruang dengan furniture. Memberi nyawa sebuah rumah dan memberi karakter sebuah ruang. Itulah desain interior, dan tentu saja arsitektur juga.
Sebaliknya mungkin terjadi. Mendesain sebuah furniture dan menaruhnya di toko furniture mungkin membuat sebuah interior desain sontak kehilangan nyawanya. Roh yang membual dalam greget untuk mencipta lenyap dalam label: “SALE” “DISCOUNT” atau “NEW ARRIVAL”. Roh kreatif terbelenggu sebuah nisan bernama: harga! Proses dialog dengan klien berubah menjadi sebuah proses tawar menawar yang tak kami suka.
Syukurlah, dalam menghidupi prinsip ideal kami itu banyak orang memberi support. Pertama-tama tentu para klien yang mungkin nekad: menaruh percaya kepada kami untuk berkreasi. Anda dapat membayangkan klien-klien pertama kami dulu mungkin betul-betul nekad. Mereka lebih suka percaya dari pada menuntut bukti. Kami membalasnya dengan kerja keras, tanggungjawab dan mendesain sepenuh hati. Anda, mungkin lebih mudah percaya sekarang setelah sepuluh tahun kami membangun reputasi.
Support kedua datang dari rekan media yang banyak memberi ruang untuk mengapresiasi kerja dan karya kami. Banyak rekan wartawan yang datang mewawancarai, dan bahkan memotret ruang-ruang dimana desain kami hadir. Beberapa foto proses pengabadian desain saya tampilkan di atas. Dibalik banyak foto artistik yang saya sendiri lebih sering tidak sempat mengkoleksinya, para fotografer profesional mencoba menampilkan nyawa dari desain kami. Karena mereka, semakin banyak orang mengenal kami, melewati batas-batas benua
Inilah salah satu ruang yang mereka jepret.
Interior bukan Mengisi Furniture
Mendesain interior tidak selalu sama dengan menjejali ruang dengan furniture. Peryataan saya ini mungkin kurang disuka pedagang furniture. Tetapi betul adanya. Sering kali mendesain ruang berarti menciptakan kekosongan, keheningan, dan ketiadaan.
Interior kerap bermakna sebuah hentakan untuk berhenti membeli furniture, dan membiarkan sebuah ruang kosong. Sebuah hentakan pengingat bahwa kita pada akhirnya berpulang tanpa membawa apa-apa. Perhatikanlah kekosongan yang coba diciptakan dalam (a) desain dekorasi dinding dan (b) interior sebuah ruang doa, bilik TUHAN di sisi teras, dekat taman rumah. Saudaraku, kekosongan itu sebuah kepenuhan. Lihat contoh berikut dari lokasi proyek di Gading Serpong, Emerald, Bumi Serpong Damai.
Betul kalau ada orang yang mengatakan menggunakan desainer interior sering bentrok dengan budget yang tersedia. Hal ini mungkin berlaku untuk sebagian besar orang. Itu sebabnya, saya tidak berhenti menulis, memberi inspirasi dan mengajak orang berani berkreasi. Agar mereka yang terhalang budget dapat menjadi desainer sendiri untuk rumah sendiri. Pada intinya mendesain rumah berarti memberi nyawa pada ruang. Dan unsur paling penting dari interior adalah Anda sendiri. Andalah “ornamen” interior yang paling menentukan kehangatan dan keharmonisan sebuah rumah, sebuah ruang (Baca Tip 48).
Karena itu, kalau layanan kreatif kami berbenturan dengan budget Anda, jadilah seorang Rina Sulis, seorang ibu rumah tangga yang menulis dalam komentar di Tip 80, begini:
Mbak Anna,
Salam hormat dari saya, seorang ibu rumah tangga yang selalu menunggu tips dan artikel Mbak Anna, karena website ini telah memberikan satu kegiatan baru yang menyenangkan yaitu menata ulang perabotan2 di dalam rumah kami. Panduan2 dalam hal penataan ruang (interior) telah menghasilkan beberapa sentuhan baru yang menarik dalam menata ulang furnitur di rumah saya tanpa banyak mengeluarkan biaya. Dampaknya keluarga semakin betah di rumah.
Terima kasih Mbak Anna atas informasi, tips dan artikel2 yang menarik. Selain itu waktu dan perhatian yang diluangkan ditengah2 kesibukan Mbak Anna sangat saya hargai. Tetap bersemangat ya Mbak. Artikel2 Mbak Anna akan selalu saya tunggu. Sukses selalu dan Terima Kasih.
Ibu Rina dan pembaca lainnya, seandainya begitu adanya, saya merasa tujuan saya menulis sudah membuahkan hasil di rumah Anda. Walau, mungkin saya tak pernah dapat melihatnya. Terimakasih kembali!
Salam
Annahape, Mendesain dengan hati
Untuk layanan profesional gunakan form di Kontak Kami